Inequality : Seperti apa di Dunia? Trend and Causes - Economics, Accounting, and Taxation (Ecountax.com)
Ads Here

Inequality : Seperti apa di Dunia? Trend and Causes



Global inequality saat ini menurun, tetpai inequality di negara develop naik lebih cepat dari pada developing countries. Trendnya bermacam-macam di developing country, namun pada developed countries trendnya naik





Ilustrasi Trend Inequality di Dunia image credit pixabay.com

Penyebab Naiknya Inequality

Atkinson mengatakan beberapa penyebab kenaikan Inequality antara lain:
1. Perubahan Skema Perpajakan dan Public Spending
2. Pembangunan (Development)
3. Technology
4. Labor Market Trends
5. Financial Sector
6. Globalisasi

Selain itu beberapa penyebab lainnya:
1. Wealth Accumulation
2. Politic and rent-seeking
3. Changing Family Structures

1. Perubahan Skema Perpajakan dan Public Spending: Equalizing Trend

Sistem perpajakan dan sistem Transfer di Developed countries mengalami trend equalizing, atau kesamarataan. Disamping itu banyak negara developed yang mulai merubah skema perpajakannya menjadi less proggresive. Contohnya di Canada sendiri, marginal tax rate turun dari 90% pada 1945 menjadi 45% pada 2000an.

Namun bagaimanpun juga, taxes dan transfer bukanlah fokus utamanya, pretax inequality (income sebelum pajak) juga meniggkat jauh, artinya sebelum dipajaki pun inequalitynya sudah besar. Disamping itu di negara developing countries, tax dan transfer tidak memiliki peran yang signifikan mengurangi inequality.

Daripada melihat perubahan pajak secara umum, Kita harus melihat ke trend yang terjadi di Labor Market dan variable ekonomi lain pada umumnya.

2. Development (Pembangunan)

Kuznets Curve mengatakan bahwa inequality dan income percapita memiliki inverted-U relationship atau n-curve, dimana inequality awalnya naik namun akan menurun seiring menaikknya pendapatan percapita.

Kenapa? karena mekanisme surplus labor/dual economy model. Pada tahap awal development, advanced sector berkembang sehingga meningkatkan inequality. Lama kelamaan setelah surplus labor berkurang, duality of economy akan mengecil,sehingga inequality turun.

3. Teknologi: Wage Premium, Human Capital Equalization

Pendidikan dan teknologi memiliki peran penting atas perubahan tingkat inequality. Tinbergian Asumsi mengatakan bahwa technology is skill-biased, technological progress akan memperlebar jarak inequality diantara skilled labor dan unskilled labor (wage premium). Kecuali jika dibarengi/dicounter dengan kenaikan supply atas human capital (steady equalization).

Katz and Goldin berpendapat The steady accumulation of human capital itulah yang menjadi equalizer dalam US labor market. Kenaikan inequality dalam tiga dekade terakhir dipercaya karena lambatnya akumulasi dari human capital. Dimana Human capital tidk bisa kept in pace dengan skill-biased technological change.

Tetapi, seberapa penting interaksi ini? Hacker dan Pierson yang diquote oleh Atkinson mengatakan Inequality di Amerika bukan hanya gap antara well-educated dan non-educated (educational gaps), tetapi karena kenaikan kekayaan yang cepat dari orang kaya di bagian paling atas. Baik orang kaya dan orang dibawahnya sebenrnya memiliki tingkat pendidikan yang sama. Atau dengan kata lain distribution of educational gain lebih lebar daripada distribution dari economic gains. Hanya sedikit dari educational elite yang masuk ke economic elite.

Average Income vs 1% Income: Perbandingan atas Growth

Summers mengatakan top 1% of income di Amerika naik dari dibawah 10% menjadi 20% dalam tahun yang sama.  Melebihi setengah penghasilan yang didapat oleh penduduk Amerika pada abad 21 jatuh ke top 1%. Dan dalam 1% dari 1% tersebut juga terdapat distribusi yang tidak merata.

Di Canada terdapa perbandingan yang jauh antara perbedaan growth atas average income vs 1% income. Periode 1946-1976 pebandingannya 150%:250%, sedangkan pada periode 1977-2000 perbandingannya sebesar 10%:180%.

Labor Market: Trend Kedepannya?

Mempertimbangkan perkembangan teknologi, akan banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh Robots/IT. Terus gimana masa depan pekerja manusia? apa ada impactnya kepada inequality.

4. Labour Markets: Unionization, Minimum Wage, Labor Share of Income, Migrasi

Selama periode 1917 dan-2013 keanggotaan pekerja pada Union semakin menurun. Dari level sebelumnya di titik 35% menurun menjadi 10%.

5. Financial sector

Sektor Finansial telah berkembang dengan pesat di seluruh dunia. Sebagai contoh di US naik dari 5% di tahun 1980 menjadi 8% di 2006. Kita juga melihat meningkatnya sektor finansial sebagai wage premia (Philippon dan Reshef, QJE 2012) yang ada kaitannya dengan partial deregulation

Kombinasi antara growth finansial sektor dan wage premia yang membuat inequality meningkat. Di USA sendiri 0.1% top level income dimiliki oleh investment bankers dibandingkan dengan CEO perusahaan besar. Top 25 hedge fund manager memiliki gaji lebih dari 500 CEO dikombinasikan. 

6. Globalisasi

Globalisasi dan teknologi meningkatkan penghasilan superstar, seperti Entertainers, CEO, dan Entrepreneur. Selain itu skema offshoring membuat para pemilik modal lebih profitable. Disamping itu, kenaikan international trade meningkatkan inequality di negara kaya namun produsen dengan tenaga kerja yang low-skilled yang menjadi korban gap yang lebih lebar. Maka di negara berkembang, yang mayoritas low skilled yang terjadi sebaliknya, inequality mengecil.

Globalisasi sebagai Deep Determinant atas peningkatan Inequality

Teknologi dianggap sebagai faktor yang lebih penting daripada globalisasi sebagai driver atas inequality (OECD 2011 : Divided We Stand).

Namun pertanyaannya apakah teknologi dianggap sebagai exogenous atas endogenous? Adalah Kombinasi atas teknologi dan cheap labor yang mendorong economic changes. Maka dari perspektif ini, globalisasi dianggap sebagai deep determinant atas meningkatnya inequality (Burguignon).
Tapi kan top marginal tax rate turun? Memang, tapi penghasilan labor kan lebih mobile dibandingkan capital owner.

7. Wealth Accumulation

Piketty Point of View: Contribution dan Problem

Piketty (Capital in 21st century, 2014) mengatakan jika r>g. (r = return on capoital, g = return to labour yang digambarkan dalam economic growth). Jadi karena r > g, benefit yang didapat capital owner lebih besar daripada labor. 

Piketty berpendapat r > g, r selalu lebih besar dari g, kecuali pada saat perang atau pada saat extrim social change. Maka dari itu, terdapat kecenderungan kenaikan inequality.

Contribution

Penelitian Piketty memberikan beberapa kontribusi khususnya dalam dokumentasi atas kenaikan kekayaan pada top end individual. Selain itu Piketty memberikan explanantion dan policy reform sebagai contoh:
  • Karena wealth is growing faster than wages, maka pajaki wealth.
  • Karena wealth bersifat mobile, pemajakan secara international taxation menjadi penting.

Problem

Namun Piketty tidak memberikan defend yang kuat atas argument r > g. Selain itu apakah r > g cukup menjelaskan meningkatnya inequality, apakah r > g adalah sufficient condition atau necessary condition? Bahkan Piketty sendiri mengakui keterbatasan atas analisisnya yang hanya fokus di USA, dan lebih melihat ke inequality of labour daripada inequality of wealth.

8. Politics dan Rent Seeking Behavior

Rich people memiliki pengaruh kuat dalam menentukan kebijakan negara. Maka ketika wealth semakin berkembang, political power mereka juga semakin berkembang. Mungkin inilah yang menjelaskan menurunnya marginal tax rate. 

Stiglits berpendapat contohnya Rent seeking juga menjelaskan kenaikan gaji superior di sektor finansial dan CEO. Perubahan di social norm dan menurunnya tarif pajak juga menyebabkan kenaikan inequality.

9. Perubahan dalam Kondisi Keluarga

Putnam dalam our kids: The American dream in Crisis mengatakan polarisasi memunculkan two-tiers. Misalnya makin banyaknya single-parent famility. Single parent family dimana income generator hanya seorang, makin kecil transfer income, sedangkan dalam two-parent family transfer income besar. Anak yang besar dari single-parent lebih sulit bersosialisasi dan sulit mengejar dalam dunia pendidikan. Single parent family juga memperkecil kemungkinan income mobility.

Kenaikan pendidikan juga menjadi salah satu faktor, ibu dengan tingkat pendidikan tinggi anaknya tidak banyak, maka kekayaan yang diwariskan juga tidak perlu dibagi banyak. Sedangkan dalam keluarga dari ibu dengan pendidikan rendah, anaknya akan banyak sehingga wealth juga sedikit yang bisa diwariskan.

Kesimpulan

Trendnya, Inequality meningkat di berbagai negara. Banyak faktor yang menyebabkan inequality ini meningkat, namun yang paling persistent adalah automation (teknologi), Globalisasi, dan Change in Family Structure.

Disamping itu, kebijakan ekonomi dan politik juga menyebabkan kenaikan inequality.


No comments:

Post a Comment