UBI dan Sisi politik atas Kebijakan equality-promoting reforms - Economics, Accounting, and Taxation (Ecountax.com)
Ads Here

UBI dan Sisi politik atas Kebijakan equality-promoting reforms

Politik atas inequality reform : Winner and Losers, Persuading Losers, Budget Consideration

Jika kita melihat dari sisi abstrak implikasi dari Inequality terhadap growth, maka reformasi atas inequality atau reduksi atas inequality akan menciptakan pemenang (winner) dan yang kalah (losers). Dalam inequlity reform yang kalah adalah yang saat ini better off, artinya rich people.

Jika pemerintah mempropose kebijakan atau reform maka pemerintah harus memikirkan dari kedua sisi, siapa winners dan siapa losers, dan yang lebih penting bagaimana mem-persuade the losers. Jika Reform yang dilakukan pemerintah akan meningkatkan economic growth (directly or indirectly) maka ini salah satu solusi yang akan membetterof kedua belah pihak dan menjadi solusi atas political problem

Pemerintah juga harus mempertimbangkan apa implikasi dari reform yang dilakukan terhadap government budget atas economic growth.

Ilustrasi Sisi Politik Equality pixabay.com (www.taxedu.web.id)
Ilustrasi Sisi Politik Equality pixabay.com

Case Study: Falling Inequality di US 1930-1970, Increasing Government Expenditure

Antara tahun 1930-1970 trend inequality di US dan negara EU mengalami penurunan secara drastis. Salah satu alasannya adalah kenaikan trend progresif tax dan inheritance tax selama periode waktu 1900-2015. Reformasi ini dimulai pada tahun 1913, ketika US mengamandemen konstitusinya supaya dapat menerapkan federal income tax dan inheritance tax.

Selama periode perang dunia, government spending atas public meningkat. Peningkatan goverment spending ini dihabiskan untuk social programs, dan educational expansion. Salah satunya adalah New Deal (FDE, 30s) memperkenalkan Social Security, dan untuk penyandang distabilitas serta unemployment insurance. Selain itu peningkatan spending untuk pendidikan (expansion of education) naik setelah periode perang dunia kedua.

Regulasi dan Deregulasi di antara periode perang dunia

Pemerinta USA juga menerapkan reform atas regulasi yang meliputi:

  • Proteksi atas hak untuk membentuk serikat pekerja
  • Menguatkan aturan terkait minimum wage
  • Penerapan anti-monopoly dan pengaturan atas utilities.

Universal Basic Income (UBI): Dimesions

UBI pada dasarnya adalah minimum level of Income yang diberikan kepada semua orang. Penamannya bisa bermacam-macam tergantung variasinya seperti: basic income, citizen's wage, demogrant dll. Penerapannya secara nyata ada di Alaskan Permanent Fund Dividend yang dibayarkan secara universal tapi dengan jumlah kecil, atau pada Same Old-age Pensions yang dibayar kan dalam jumlah besar namun tidak bersifat universal. Walaupun ide ini sudah lama berjalan, namun euphoria atas penerapannya muncul kembali akhir-akhir ini. 

Young and Mulvale mengatakan bahwa Basic Income membutuhkan basic dimension dalam penerapannya antara lain:
  1. Degree of Universality: Artinya Basic Income harus bersifat universal dan tidak membedakan penerimanya.
  2. Degree of Conditionality : Artinya pemberian Basic Income harus tanpa syarat penggunaannya.
  3. Adequacy (Kecukupan) : Artinya jumlah pemberian Basic Income harus dapat mencukup kelayakan standard of Living.
  4. Integration : Artinya penerapan UBI harus berintegrasi dengan kebijakan sosial lainnya (social security)
Sejarah mengatakan penerapan UBI di beberapa Negara mengalami pasang surut, di Canada sendiri UBI telah berkali-kali mengalami naik turun penerapanmya. Namun tetap belum membuahkan aplikasi nyata. Di US dan Canada pernah dilakukan eksperimen di tahun 1970. Finlandia sendiri pernah melakukan di 2017, lalu di berhentikan pada tahun 2018. Ontario (Canada) mengaplikasikan ini di tahun 2018 dan dihapus. Selain itu di beberapa kota di Eropa juga pernah diaplikasikan. Insisasi juga pernah datang dari private sector dalam bentuk charitable initiatives.

UBI akan mereduksi inequality secara signifikan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsug akan mempengaruhi expenditure side, dan secara tidak langsung dari revenue side. UBI mempengaruhi absolute inequality. Tapi UBI bukanlah satu-satunya cara mereduksi inequality.

Argumen Pendukung UBI

Beberapa argumen datang dari pendukung UBI antara lain:
  1. A Fix to poverty : Mengentaskan Kemiskinan
  2. Measurement for Formal Liberty dan Individual Opportunity : Suatu ukuran atas kebebasan formal dan Kesempatan Individu
  3. Social and Democratic Citizenship : Bukti nyata atas sosial dan demokrasi
  4. Key for Gender Inequality : Sebagai solusi atas Inequality Gender
  5. Flexible than just Labor Market : UBI menjadi solusi atas wage rigidity
  6. Environmentally Sustainable World : Lebih ramah lingkungan, daripada globalisasi
Selain itu argumen lainnya adalah
  1. Lower Effertive tax rate for Poor : UBI mendorong progresivitas Tax
  2. Lower Administrative Cost : Karena Sifatnya yang unconditionality
  3. Breaking the link between work and Income : UBI dibutuhkan disaat lekatnya hubungan work and income.

Argumen melawan UBI

Young and Mulvale menyatakan beberapa penentang UBI berargumen:
  1. Work Disincentive Effect : UBI membuat orang malas bekerja
    • Walaupun efek ini dampaknya kecil, efek inipun bisa dihilangkan dengan me-remove hight effective tax rate pada poor people yang akan meningkatkan work incentives (income effect and price effect).
  2. Reciprocity : para Penerima UBI belum tentu memiliki kontribusi kepada masyarakat, kenapa masyarakat harus memberikan kontribusi kepada mereka.
  3. Cost : Penerapan UBI akan sangat mahal.

Politics of UBI

Penerapan UBI banyak yang menganggap  terlalu radikal, makanya sejak dulu selalu dianggap tidak feasible. Namun apakah saat ini sudah bisa dikatakan feasible. Lalu penerapannya secara big-bang atau secara gradual implementation juga menjadi pertanyaan. Lalu jika UBI diterapkan apa gunanya program lain seperti national health care atau old-age pensions?

No comments:

Post a Comment