Game Theoretical Framework
Nash equiliberium mengatakan bahwa given set of strategies, tidak ada player yang bisa better-off dengan unilaterally merubah strateginya. Bayangkan jika setiap pemain mengetahui strategi dari lawan, dapatkah dia get benefit dengan merubah set of strateginya. Jika jawabannya adalah iya, maka set of strategi-nya bukanlah Nash Equilibrium. Namun jika seluruh pemain tidak mengganti strateginya maka set of strategi tersebut adalah Nash Equilibrium.Institution: Game Theoretical Framework dalam Menganalisis Institusi, image pixabay.com |
Setiap strategi dalam Nash equilibrium adalah best response atas strategi lawan dalam equilibrium tersebut.
Kelemahan dalam classical game theory, adalah unrealistis asumsi atas cognition, information dan rasionalitas. Analysis classical game theory membutuhkan common knowledge atas rasionalitas dan asumsi bahwa setiap player mengerti atas situasi secara complete dan menyeluruh. Asumsi bahwa setiap pemain memiliki informasi yang komplit atas details of situation yang meliputi preferences, magnitude of parameters, causal relationship dll.
Namun dalam institution economist, yang digunakan adalah game-theoretic framework denngan key assumption sedikit berbeda. Alih-alin berasumsi bahwa individu selalu mengikutri rules, game theoretical mengatakan bahwa behavior is endogenously generated, dan menjelaskan bagaiman interaksi antara individu menghasilan informasi, kemampuan dan motivasi untuk mengikuti rules.
Grief (2006) mengatakan bahwa institution menggenerate equilibrium, karena institution mengenerate behavior, rules dan membentuk behavioral beliefs. Sehingga equlibrium adalah situasi dimana institusi dapat membentuk behavior, menerapkan rules, dan membentuk behavioral beliefs yang me motivate equilibrium.
Eksistensi atas multiple equilibria
Dalam game theory, player akan better-off dengan memainkan strategy yang merupakan best-response atas strategi lain yang diterapkan pemain lain. Namun, ternyata multiple equilibria muncul dalam jangka panjang di institutional analysis. Multiple equilibria menjadi bukti bahwa kemampuan deduksi saja tidak cukup bagi seseorang untuk menentukan best response.Cognitive, coordinative, and normative dan micro-foundation yang disediakan institution juga menentukan best response dari pemain itu. Maka, examination atas behavior tersebut didapat dari learning process dan experimental.
Rules (peraturan) memberikan cognitive, dan coordinative, serta informasi bagi individu bagaimana individu tersebut berperilaku.
Selama semua individu memiliki rasionalitas untuk berperilaku sesuai dengan sosial rules dan knowledge serta informasi yang ada. akan tercapai kondisi regularity of behavior, nah inilah yang mencerminkan Nash Equilibrium.
Atau dengan kata lain situasi dimana institution dapat meng-generate behavior, sosial rules, dan beliefs, disitulah Institution membentuk equilibrium. Dengan kata lain, tiap individu rely pada society rules to guide his behavior, dan to form beliefs about other behavior dan menentukan choice of action, find it best to follow the rule.
An Equilibrium outcome
Pada saat bersamaan, selain membentuk behavior, institution juga mengumpulkan aggregate knowledge and information atas interacting individual, dan menuntun individual untuk mendapatkan equilibrium outcome. Contohnya membentuk market prices, private information, yang mendukung equilibrium outcome.Life Cycle of Insitution
Creation --> Reinforcing --> Undermining --> Collapsing --> Re-generation
No comments:
Post a Comment