Kenapa Institusi itu Penting? : Degree of Predictablity in human interaction
Segala macam interaksi antara manusia di dunia ini, dalam aspek apapun, membutuhkan degree of predictability. Semakin predictable semakin baik karena mengurangi risiko dan ketidak-pastian. Nah, untuk membuat kondisi predictability tersebut pada interaksi manusia, dibutuhkan perangkat aturan yang menjamin predictability. Aturan ini terwujud dalam bentuk institution.Illustrasi Institution dan Pertumbuhan ekonomi, Peran institusi dalam pertumbuhan ekonomi image credit pixabay.com |
Institution pada dasarnya adalah rules of the game in the society that humanly devised constraints to shape human interaction. Jadi seperangkat aturan main di masyarakat yang memang sengaja dibuat manusia, dalamn bentuk contrains (reward and punishment) yang pada akhirnya menentukan bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
Kenapa dalam bentuk contraints, constraints ini terdiri dari reward and punishment yang membentuk insentif bagi individu yang mengikuti aturan main tadi. Insentif itu bisa dalam bentuk political, social, atau economi incentives.
Perubahan institusi (institutional change) artinya perubahan aturan main tadi, tidak didapat dalam waktu yang singkat, melainkan butuh waktu bertahun-tahun dan berevolusi hingga pada satu titik, memahami historical change (berubahnya sejarah) dapat dilakukan dengan memahami institutional change.
Peran Institusi (The Role of Institution)
Peran penting dari sebuah institution dalam society adalah mengurangi ketidakpastian (uncertainty) dengan membentuk sebuah stabilitas dalam human interaction, meskipun stabil belum tentu efisien.Perwujudan nyatanya bisa dalam bentuk aturan hukum, perundang-undangan, conventions, code of conducts, norma, kontrak, dll. Keseluruhan perangkat ini mengalami perubahan tiap waktu dan secara berkelanjutan dan terus menerus altering choice available untuk manusia.
Peran Institusi dalam Pertumbuhan Ekonomi
Insitutsi menjadi salah satu bagian penting dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bersama dengan 2 faktor lainnya yaitu:- Demografi : Meliputi kualitas, struktur dan kuantitas dari populasi suatu negara
- Pengetahuan yang ada (Stock of Knowledge) : didapat dari cumulative process
- Institution : Baik institusi formal maupun informal, serta enforcement (penerapannya).
Institusi mereduksi uncertainty, namun tidak mereduksi risiko
Untuk memahami hal ini, kita harus dapat membedakan risiko dan uncertainty. Frank Knight (1921) membedakannya sebagai berikut:
- Risiko adalah kondisi dimana probability distribution of outcomes masih bisa diprediksi, sehingga bisa di pastikan kondisinya.
- Uncertainty adalah kondisi dimana bahkan probablity of outcome distribution tidak eksis.
Poin sebelumnya mengatakan manusia menginginkan kondisi dimana terdapat predictability, nah kondisi ini menggambarkan risiko, bukan uncertainty. Peran institution adalah dengan channeling choices into smaller set of action, enabling people control the environment.
The Big Puzzle dan Peran dari Learning Process
Dalam berinteraksi antara sesama manusia, dibutuhkan market (pasar), market yang baik adalah market dengan low transation cost dan memiliki kemampuan increasing material well-being. Pengalaman yang didapat akan berbeda dalam different moment and time. Manusia akan memiliki different interpretations atas perubahan environment dan dalam memahami uncertainty.
Maka, mengetahui bagaimana learning process berjalan adalah kunci bagaimana memahami manusia menghadapi ketidakpastian (uncertainty).
Dealing with Uncertainty
Mereduksi uncertainty dilakukan dengan meningkatkan level of information dan menambahkannya ke existing stock of knowledge. Jadi unertainty bisa direduksi dengan meningkatkan stock of knowledge dalam sebuah institusi.
Uncertainty hanya dapat direduksi dengan merubah (altering) institutional framework. Namun bagaimapun residual uncertainty masih akan tetap ada, residual uncertainty akan menciptakan "non-rational beliefs".
Institutional Change dan Perubahan dalam Incentives Structure
Bagaimana cara merubah institutional framework, caranya adalah merubah incentives structures. Merubah incentives structures artinya mereduksi uncertainty dalam environment. Aplikasi ini telah menjadi alat utama yang digunakan oleh manusia untuk altering environment mereka.
Perubahan dalam incentives structures untuk mereduksi uncertainty juga digunakan oleh negara-negara ekonomi modern untuk membantu negara dengan ekonomi berkembang.
Skema Institutional Change
Secara historis, tahapan dalam institutional change antara lain:
- Alter the pay off untuk meningkatkan cooperative activity, misalnya dalam bentuk legal enforcement atas contracts.
- Meningkatkan insentif untuk menciptakan sesuatu (invent) dan berinovasi (innovate) dalam bentuk patent law.
- Investasi dalam human capital (membangun institusi dan integrasikan dengan knowledge).
- Mereduksi transaction cost di pasar dengan membangun judicial sistem yang mereduksi the cost of contract enforcement.
Institutional change adalah complicated process karena konsekwensinya perubahan di rules, informal constraints, dan effectiveness of enforcement.
5 Dalil Institutional Change.
- Karena adanya scarcity, institusi dan organisasi terus berinteraksi dan menciptakan kompetisi. Kompetisi adalah kunci atas institutional change.
- Kompetisi membuat organisasi terus invest dalam skill and knowledge to survive. Skill and Knowledge dari individu dan organisasi akan membentuk persepsi atas kesempatan. Sehingga pilihan yang ada akan mempengaruhi institusi.
- Persepsi didapatkan dari mental constructs setiap agen.
- Institusi menyediakan instentif yang mengarakhan skill dan knowledge digunakan untuk mendapatkan maksimum pay-off.
- Institutional change bersifat incremental dan path dependent.
Menghitung atas historical divergence
Pertanyaan utama atas sejarah manusia adalah bagaimana bereaksi atas perbedaan path dari historical change atas institusi? mengapa historical change atas institusi dari suatu negara berbeda dengan negara lain.
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab untuk memahami perbedaan adalah:
- Perbedaan apa yang ada di setiap masyarakat?
- Apa yang menyebabkan karakteristik perbedaan performance?
- Apa yang menyebabkan divergence (semakin berjalan kearah yang berbeda)?
- Apa yang harus dilakukan agar convergence (berjalan kearah yang sama)?
- Apa yang menyebabkan masyarakat mengalami long-run stagnation atau bahkan decline dalam ekonomi.
Pertanyaan lanjutan yang harus dijawab adalah antara lain:
- Dengan adanya inefficient institution, kenapa competitive pressure tidak bisa mengeliminasi in efficient institution?
- Akankah society dengan stagnan ekonomi akan mencopy kebijakan negara yang telah maju lebih dulu?
- Terus bagaimana menjelaskan perbedaan performance yang terlalu jomplang dalam jangka waktu lama?
Jawabannya terletak pada bagaimana institution dan organisasi berinteraksi satu sama lain dan membetuk direction of institutional change. Karea institusi menentukan opportunity dalam society. Organisasi dibentuk untuk mengambil manfaat atas kesempatan yang diberikan dari institution. Namun seiring berkembangnya waktu, organisation evolve dan mempengaruhi institusi.
Organisasi yang efektif
Kompetisi, desentralisasi pengambilan keputusan, well-specified contracts atas property rights, dan bankrupcy law, berperan penting menentukan efektivitas organisasi. Seluruh set aturan tersebut penting untuk menjamin tidak gagalnya economic organization and political organization. Dengan adanya effective rules akan men-dissolve unsuccesful efforts dan mem-promote sucessful efforts.
Succes story dalam ekonomi menggambarkan institutional innovation yang dapat menurunkan transaction cost dan memberikan kesempatan mendapatkan gains from trade, yang pada akhirnya meningkatkan kapasitas market.
Innovations yang meminimumkan transaction cost terdiri dari organizational innovation, instrument dan specific tehniqes atas enfocement characteristic. Inovasi ini mentarget 3 spesifik margin yaitu meningkatkan mobilitas dari capital, mengurangi information cost, dan menurunkan risiko.
Alokatif Efficiency vs Adaptive Efficiency
Apa bedanya alokatif efisiensi dan adaptif efisiensi? Alokatif efisiensi berbicara dari sudut pandang neoclassical pareto. Sedangkan adaptive efficiency berbicara terkait bagaimana ekonomi berevolusi through time. Disamping itu, adaptive efficiency juga berbicara mengenai willingness of society untuk menerima knowledge dan learning untuk meningkatkan inovasi, mengambil risiko dan melakukan creative activity, dengan tujuan me-resolve problem dalam society.
Market juga merupakan creative process yang memfasilitasi imaginative potential manusia. Namun hanya decentralized market structure dalam ekonomi yang dapat secara penuh melakukan utilisasi dan exploitasi atas knowledge. Hal ini penting untuk mendefinisikan nilai (valuation) atas resources yang digunakan.
Selain itu perbedaan dalam economic performance di Asia Timur dan Sub-sahara Afrika (Acemoglu, Why Nations Failed).
Pada perkembangan teori of growth yang terakhir, sudut pandangnya bukan hanya melihat dari science saja tapi juga dari social science. Karena jika hanya science melihat dari sudut pandang formalized dan deliberative version atas bagaimana pikiran manusia berjalan dan menstabilkan ekspektasi.
Sedangkan social science lebih melihat atas penjelasan dari order in the social world. Hal ini dilakukan dengan melihat dari historical evidence, institution, dan praktik lain yang menggambarkan social order.
Alokatif Efficiency: Creative dynamics dalam market process
Market adalah contoh allocative effisiensi, dimana market merespon structure atas insentif dan merespon pilihan yang diberikan. Selain itu market merupakan tempat dimana discovery process terjadi dengan cara mengutilisasi informasi yang tersedia.Market juga merupakan creative process yang memfasilitasi imaginative potential manusia. Namun hanya decentralized market structure dalam ekonomi yang dapat secara penuh melakukan utilisasi dan exploitasi atas knowledge. Hal ini penting untuk mendefinisikan nilai (valuation) atas resources yang digunakan.
Stabilitas dan Institutional Change: Relative Price or Preference Change
Individual entrepreneus sebagai agent of change adalah peran penting karena mereka merespon atas perubahan insentif yang disediakan oleh institusi. Apa yang berubah? relative price atas rasio dari factor price. Seperti land to labor, labor to capital, capital to land, cost of information, dan perubahan teknologi. The process of change adalah incemental proses dan path dependend. Incremental artinya prosesnya terus bertambah seiring berjalannya waktu, dan path dependence artinya bergantung pada history (sejarah).Historical Experience atas terjadinya institutional change
Pentingnya Institutional change dalam membentuk inovasi bisa dilihat dari beberapa sejarah yang terjadi di Bumi. The Needham Puzzle salah satu pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab, Needham Puzzle mempertanyakan kenapa industrial revolution (Revolusi Industri) tidak terjadi atau tidak berasal dari China?, lalu ada French Revolusion, perbedaan development antara north America dan Latin America. Pengalaman Jepang dalam mengalami strategic rise, stagnasi atau bahkan exhaustion.Selain itu perbedaan dalam economic performance di Asia Timur dan Sub-sahara Afrika (Acemoglu, Why Nations Failed).
Contemporary Expereince atas bagaimana institutional change gagal/berhasil merespon
Beberapa case contemporer antara lain- The Collapse of Soviet Union
- The Economic Transformation dalam Transisi ekonomi antar masa
- The Resources curse bagi developing country
- The Middle Income Traps
- The corporate scandals dan governance
- Peran GATT dan WTO
- Global FInancial Crisis
- Challenge atas Climate Change.
Institusi dan Teori atas Economic Growth
Ada beberapa teori yang atas economic growth, antara satu teori dengan teori lainnya memiliki perbedaan, antara lain- Classical Growth Model
- Neo Classical Growth Model
- Endogenous Growth Model
- The Schumpeterian Growth Model
Pada perkembangan teori of growth yang terakhir, sudut pandangnya bukan hanya melihat dari science saja tapi juga dari social science. Karena jika hanya science melihat dari sudut pandang formalized dan deliberative version atas bagaimana pikiran manusia berjalan dan menstabilkan ekspektasi.
Sedangkan social science lebih melihat atas penjelasan dari order in the social world. Hal ini dilakukan dengan melihat dari historical evidence, institution, dan praktik lain yang menggambarkan social order.
No comments:
Post a Comment